SAMARINDA – Suasana penuh semangat dan antusiasme menyelimuti SMAN 6 Samarinda selama dua hari berturut-turut, mulai dari tanggal 19 hingga 20 November 2025. Sekolah ini sukses menyelenggarakan acara akbar bertajuk “Gelar Karya & Projek Lintas Mata Pelajaran (Mapel) 2025”.
Acara ini bukan sekadar seremonial tahunan, melainkan bukti nyata dari integrasi pendidikan karakter, kewirausahaan, dan pelestarian budaya. Mengusung konsep edukatif yang menyeluruh, kegiatan ini menjadi panggung bagi siswa untuk menunjukkan kreativitas sekaligus kepedulian sosial mereka.
Hari Pertama: Pesta Inovasi dan Budaya

Hari pembukaan langsung memikat perhatian guru, orang tua, dan tamu undangan. Gerbang sekolah disulap dengan dekorasi tematik yang menyambut pengunjung menuju deretan stan karya siswa.
1. Pertunjukan Budaya: “Indahnya Keberagaman”
Pembukaan acara dimeriahkan dengan pertunjukan kolosal bertema “Indahnya Keberagaman”. Puluhan siswa lintas jenjang menampilkan:
- Tari-tarian daerah;
- Musik tradisional;
- Permainan tradisonal
- Drama musikal yang merepresentasikan kekayaan suku di Indonesia.
Penampilan ini menyampaikan pesan kuat tentang toleransi dan persatuan, mengajak seluruh warga sekolah untuk bangga terhadap warisan budaya bangsa di tengah arus modernisasi.
2. Bazar Kewirausahaan: Olahan Pangan Fungsional

Salah satu sorotan utama (highlight) yang menjadi magnet pengunjung adalah Bazar Olahan Pangan Fungsional. Di sini, siswa SMAN 6 Samarinda mempraktikkan ilmu kewirausahaan dengan menyajikan produk yang sehat dan bernilai jual, antara lain:
- Olahan makanan tradisonal.
- Olahan snack inovatif.
- Packaging kreatif
“Siswa tidak hanya memahami teori di kelas, tetapi mampu mengaplikasikannya menjadi produk nyata yang berdaya saing,” ungkap salah satu guru pembimbing di lokasi bazar.
3. Pameran Projek Lintas Mapel
Di area pameran, hasil belajar siswa dari mata pelajaran Muatan Lokal dan projek lainnya tersusun rapi. Pengunjung diajak melihat langsung penerapan pembelajaran berbasis projek (Project Based Learning) yang mendorong kemampuan berpikir kritis (critical thinking) dan kolaborasi siswa.
Hari Kedua: Membangun Karakter Lewat Seminar Anti-Bullying
Jika hari pertama berfokus pada kreativitas, hari kedua didedikasikan untuk penguatan karakter mental dan sosial melalui “Seminar Anti Bullying dan Kejahatan Anak”. Seminar ini menghadirkan narasumber ahli untuk membekali siswa menghadapi tantangan pergaulan masa kini.
Sinergi KPAD Kaltim dan Kepolisian
Narasumber dari Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kalimantan Timur memberikan edukasi mendalam mengenai hak-hak anak dan dampak psikologis perundungan.
“Bullying bukan hanya melukai hari ini, tetapi bisa meninggalkan luka panjang pada masa depan anak. Setiap dari kita punya peran untuk menghentikannya.” – Perwakilan KPAD Kalimantan Timur.
Sementara itu, perwakilan dari Polresta Samarinda memaparkan aspek hukum terkait kenakalan remaja dan kejahatan siber. Penjelasan ini membuka wawasan siswa bahwa tindakan iseng di media sosial maupun fisik memiliki konsekuensi hukum yang serius.
“Sekolah adalah ruang aman bagi pelajar. Ketika ada tindak kekerasan, di situlah hukum hadir untuk melindungi hak anak dan menegakkan keadilan.” – Perwakilan Polresta Samarinda
Sesi diskusi berjalan interaktif, di mana para siswa aktif bertanya, menunjukkan tumbuhnya kesadaran untuk menjadi agen perubahan yang menolak segala bentuk kekerasan.
Komitmen Mencetak Generasi Cerdas Berkarakter
Kepala SMAN 6 Samarinda, Dr. Muhammad Nasir, M.Pd., menutup acara dengan apresiasi mendalam kepada seluruh elemen sekolah dan mitra pendukung. Beliau menegaskan bahwa acara ini adalah refleksi dari visi sekolah.
“Gelar Karya ini bukan sekadar perayaan akhir semester, tetapi komitmen kita bersama untuk membentuk generasi yang tidak hanya cerdas dalam ilmu, tetapi juga kaya dalam moral dan peduli terhadap sesama,” tegas Dr. Muhammad Nasir.
Melalui Gelar Karya & Projek Lintas Mapel 2025, SMAN 6 Samarinda berharap semangat inovasi dan kepedulian sosial ini terus tertanam dalam diri siswa, baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat luas.
